Senin, 21 November 2011

makalah makna kata shalihin dalam al-Qur'an


BAB I
Pendahuluan


1.1. Latar Belakang
Orang yang sholeh dalam al-qur`an sanagt banyak sekali Allah sebutkan ,baik umat yang terdahulu ataupun para nabi , dengan tujuan menjadi pelajaran bagi umat islam dan menjadi temeng untuk menegakkan agama Allah di permukaan bumi ini ,yaitu agama islam .
1.2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana cara orang yang sholeh menjalankan syariat islam .

2) Bagaimana cara umat islam menjadikan orang yang sholeh sebagai panutan

menjalankan seluruh ajaran islam































BAB II
PEMBAHASAN

Makna Kata-kata Shalihin dalam Al-Quran

A. Pengertian Shalihin

Kata الصَّالِحِينَ adalah bentuk jamak dari kata Assha_lih, yaitu siapa / sesuatu yang memenuhi nilai-nilai, tanpa kekurangan, sungguhnya wujudnya melahirkan manfaat dan kebaikan sempurna sebagaimana dikehendaki Allah swt. Seorang yang saleh adalah siapa yang potensi positifnya menjadikan ia mampu melaksanakan tugas kekhalifahan dengan benar, sehingga melahirkan manfaat dan kebajikan buat diri dan lingkungan. Kebenaran itu lahir dari keyakinan yang benar – sebagaimana yang dijelaskan oleh para rasul tentang Allah, alam, dan lingkungannya. Karena itu, seorang yang shaleh, pastilah melahirkan amal-amal positif yang sesuai dengan tuntunan Allah SWT.
Kesalehan bertingkat-tingkat, puncaknya bagi manusia adalah anugerah kenabian dan kerasulan. Permohonan nabi Ibrahim AS. Ini antara lain agar Allah memasukkan beliau dalam kelompok nabi dan rasul sebelum beliau yaitu nabi Nuh, Hud, dan Shaleh AS.

                    
Artinya : Dan kami anugrahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Ya'qub, dan kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya, dan kami berikan kepadanya balasannya di dunia*; dan Sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.

Di dalam tafsir Al-Misbah jilid 6 di jelaskan , bahwa As-sholihin maknanya berdasarkan firman allah SWT dalam surat Hud ayat 117 :

ومَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ
Artinya : Dan tuhanmu tidak akan membinasakan negeri – negeri secara zalim, selama penduduk nya orang - orang yang berbuat kebaikan . (surat Hut 117)

Dan juga di dalam tafsir As-Sa`di di jelaskan ,yaitu dalam surat Ali-Imran ayat 39 :

فَنَادَتْهُ الْمَلَائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَى مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِنَ اللَّهِ
وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ

Artinya: kemudian para malaikat memanggilnya, ketika dia berdiri melaksanakan shalat di mihrab .’’allah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) yahya.yang membenarkan sebuah kalimat[firman] dari allah,panutan ,berkemampuan menahan diri [dari hawa nafsu] dan seorang nabi di antara orang-orang saleh. (QS.Ali –imran :39 )


Dan juga firman Allah SWT yang berkenaan dengan orang sholeh dalam surat A-baqoroh ayat 130 :

                     
Artinya : Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh kami Telah memilihnya* di dunia dan Sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.

* di antaranya menjadi; Imam, rasul, banyak keturunannya yang menjadi nabi, diberi gelar khalifatullah.

Abu Ja`faar mengatakan: Allah swt berfirman dalam surat Al-baqoroh ayat 130
    
Artinya ‘Dan sesungguhnya Ibrahim termasuk orang-orang yang shaleh kelak di akhirat !
Orang shaleh dari anak cucu Adam adalah orang yang menjalankan hak-hak Allah. Allah juga telah memberitahukan tentang Ibrahim, kekasihnya, bahwa di dunia ia menjadi orang pilihan dan di akhirat menjadi pemimpin, termasuk dari wali Allah yang mematuhi segala janji-Nya.

               
Artinya : Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia kesuatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik.

Menjadi orang baik-baik yaitu, mereka setelah membunuh Yusuf a.s. bertaubat kepada Allah serta mengerjakan amal-amal saleh. Sesudah melakukannya, bertaubatlah, “Dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang shaleh”, yakni taat melakukan kebaikan.







            •                 
Artinya : Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin*, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.
* ialah: orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran rasul, dan inilah orang-orang yang dianugerahi nikmat sebagaimana yang tercantum dalam surat al-baqoroh ayat 130.
Maksudya, setiap orang yang menaati Allah dan Rasulnya sesuai dengan kondisinya dan kadar kewajiban atasnya baik laki-laki atau perempuan, anak kecil atau orang dewasa,” mereka itu akan bersama-sama engan orang –orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah” yaitu kenikmatan agung yang menuntut kesempurnaan, kemenangan dan kebahagiaan, “yaitu :Nabi-nabi” orang-orang yang dimuliakan oleh Allah dengan wahyunya dan mengkhususkan mereka dalam kemuliaan itu dengan cara mengutus mereka kepada mahluknya dan menyeru mereka kapada Allah, “para shiddiqin” mereka itu adalah orang-orang yang kepercayaan mereka sempurna terhadap apa yang dibawa oleh para Rasul, mereka mengetahui kebenaran dan mempercayainya dengan keyakinan diri mereka serta merealisasikannya dengan perkataan, perbuatan, keadaan dan bedakwah kepada Allah, “ dan orang-orang yang mati shahid” yaitu orang-orang yang berperang di jalan Allah demi meninggikan agama Allah lalu mereka terbunuh,” dan orang-orang shaleh” yaitu oaring-orang yang baik lahir dan batin mereka, lalu baik pula perbuatan mereka, maka setiap orang yang mentaati Allah swt niscaya akan bersama orang-orang tersebut dan menjadi teman mereka,” dan mereka itulah teman yang sebaik-bainya” yakni dengan berkumpul bersama mereka dalam surga yang penuh dengan kenikmatan, kesenangan dekat dengan mereka pada sisi Rabb semesta alam.

70. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup Mengetahuinya.

 وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ وَلَقَدِ اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ
Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh kami Telah memilihnya*di dunia dan Sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.

*di antaranya menjadi; Imam, rasul, banyak keturunannya yang menjadi nabi, diberi gelar khalifatullah.
Tidak ada yang benci, “kepada agama Ibrahim” setelah Dia mengetahui keutamaannya, “melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri” maksudnya membodohi dan menghinakannya, ridha dengan kehinaannya dan menjualnya dengan transaksi yang merugikan, sebagaimana tidak lebih lurus dan lebih sempurna dari orang yang menyukai agama Ibrahim, kemudian Allah mengabarkan tentang kondisinya di dunia maupun di akhirat seraya berfirman, “dan sungguh kami telah memilihnya di dunia” maksudnya kami


mengutamakannya dan membimbingnya kepada amalan-amalan yang membuatnya termasuk orang-orang yang terpilih dan istimewa, “dan sesungguhnya di akhirat Dia benar-benar termasuk orang-orang yang shaleh” orang-orang yang memiliki derajat yang tinggi.



B. Orang-Orang Shaleh Dalam Al-Qur’an

Allah SWT sangat banyak sekali menyebutkan tentang orang-orang yang sholeh dalam Al-Qur`anul karim . diantaranya dalam surat Al-mukminun ayat 1-9 :

                   •               •                       

1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
4. Dan orang-orang yang menunaikan zakat,
5. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
6. Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki*; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal Ini tiada terceIa.

*Maksudnya: budak-budak belian yang didapat dalam peperangan dengan orang kafir, bukan budak belian yang didapat di luar peperangan. dalam peperangan dengan orang-orang kafir itu, wanita-wanita yang ditawan Biasanya dibagi-bagikan kepada kaum muslimin yang ikut dalam peperangan itu, dan kebiasan Ini bukanlah suatu yang diwajibkan. imam boleh melarang kebiasaan ini. Maksudnya: budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan bersama-samanya.

7. Barangsiapa mencari yang di balik itu* Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas.

*Maksudnya: zina, homoseksual, dan sebagainya.

8. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
9. Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.




            •        
Artinya : Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin*, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.
*ialah: orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran rasul, dan inilah orang-orang yang dianugerahi nikmat sebagaimana yang tersebut dalam surat Al Faatihah ayat 7.
                 
Artinya : Mengapa kami tidak akan beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada kami, padahal kami sangat ingin agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang saleh ?".

[*menjadi orang baik-baik yaitu, mereka setelah membunuh Yusuf a.s. bertaubat kepada Allah serta mengerjakan amal-amal saleh.
                        
Artinya : Ya Tuhanku, Sesungguhnya Engkau Telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan Telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah Aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah Aku dengan orang-orang yang saleh.
.
*yaitu dengan memberikan anak cucu yang baik, kenabian yang terus menerus pada keturunannya, dan puji-pujian yang baik.
      
Artinya : Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.

     
Artinya : Dan kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.

   •           •        
Artinya : Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang Telah kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, Mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan Aku dapat bersedekah dan Aku termasuk orang-orang yang saleh?"

      
 Lalu tuhannya memilih dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh.


C. Bentuk-bentuk Sighat Kata As-shalihin Dalam Al-Qur’an.
Di dalam Al-Qur’an kata Ash-Shalihin mempunyai banyak bentuk shigat, diantaranya kata shalih dipakai dalam bentuk sighat fi’il madhi mufrod terulang sebanyak 9 kali, dan dalam bntuk jamak terulang sebanyak 6 kali. Kemudian dalam bentuk sighat fi’il mudhari’ mufrad terulang sebanyak 4 kali, dan dalam bentuk jamak terulang 4 kali. Kemudian sighat fi’il amar terulang sebanyak 5 kali. Al-Qur’an juga memakai kata shalih dalam bentuk masdar terulang sebanyak 4 kali, kemudian kata shalih terkadang dalam bentuk isim fa’il mufrod terulang sebanyak 31 kali dalam surat yang berbeda, dan juga dalam bentuk masdar dari fi’il ashlaha terulang sebanyak 4 kali, kemudian dalam bentuk isim fa’il dari Ashlaha mufrad terulang sebanyak 3kali, dan dalam bentuk jamak terulang sebanyak 5 kali.

Berikut adalah tabel nama surat dan jumlah ayat yang mengandung kata Ashalih :
1. Sighat fi’il madhi mufrad

No. Nama Surat Ayat Jumlah kata
1 Al-Ra’du 22 1
2 Al-baqarah 182 1
3 Al-Maidah 39 1
4 Al-An’am 45/48 2
5 Al-A’raf 35 1
6 Al-Syura 40 1
7 Muhammad 2 1
8 Al-Nisa’ 16 1
jumlah 9

2. Fi’il madhi Jama’

no surat Ayat jumlah
1 Al-baqarah 146 1
2 An-Nisa 146 1
3 Al-Imran 89 1
4 An-Nhal 119 1
5 An-Nur 5 1
6 Al-Anbiyah 90 1


3. Fi’il mudhori’ mufrad
1 Yunus 81 1
2 Muhammad 5 1
3 Al-Ahzab 71 1
4 An-Nisa 128 1

4. Fi’il mudhori’ bentuk jamak
1 As-Syu’arah 152 1
2 Al-Naml 48 1
3 An-Nisa 129 1
4 Al-Baqarah 224 1

5. Fi’il Amar
1 Al-A’raf 142 1
2 Al-Ahqaf 15 1
3 Al-Anfal 1 1
4 Al-Hujarat 9/10 2

6. Bentuk Masdar

1 An-Nisa 128 1
2 At-Tahrim 4 1
3 At-Taubah 120 1
4 Al-Hud 46 1

7. Isim Fa’il bentuk mufrad
1 Al-Baqarah 62 1
2 Al-Maidah 69 1
3 Al-A’raf 186/190 2
4 At-Taubah 102 1
5 An-Nahl 97 1
6 Al-Mukmin 40 1
7 Al-Kahf 82, 88, 110 3
8 Maryam 60 1

8. Mashdar dari fi’il ashlaha
1 Al-Baqarah 220 1
2 An-Nisa 114 1
3 Al-Baqarah 228 1
4 An-Nisa 35 1








BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas ,saya dapat mengambil banyak hikmah mengenai sholihin atau sholeh Diantara hikmah-hikmah yang dapat saya simpulkan di sini adalah:
1. Didalam tafsir Al-Mishbah terdapat pula makna shalihin atau sholeh.
2. Tafsir Al-sa’di
Dan juga dari uraian di atas kita mendapatkan pelajaran yang sangat berharga,yang bisa kita ambil ibrohnya .di antaranya , sebagai umat islam tentu saja kita harus mencontoh orang-orang yang sholeh tersebut ,baik para nabi yang Allah sebutkan ataupun orang-orang yang sholeh pada zaman dahulu .

B. Kritik Dan Saran
Meskipun saya sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan makalah ini, tetapi saya yakin masih banyak kesalahan dan kekurangannya. Karnanya kritik, dan saran sangat kami nantikan untuk perbaikan selanjutnya ,Akhir kalam ,saya mengucapkan jutaan terima kasih diatas tunjuk agar bapak dosen di dalam mendidik kami. sekian, terima kasih semoga ilmu - ilmu yang saya pelajari member manfaat. Amin.































Daftar Pustaka

Syeikh Abdurrahman bin Nasir As-Sa’adi, Tafsir As Sa’adi, Jakarta : Pustaka Sahifa, 2007

Abu Jakfar Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, Jakarta : Pustaka Azzam, 2007

M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah jilid 6, Jakarta : Lentera Hati, 2002

M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah jilid 10, Jakarta : Lentera Hati, 2002

2 komentar:

  1. saya kira maksudnya "mencari dibalik itu"" tidak hanya soal sex LGBT, tapi yang sifatnya mencari hal lain keduniaan. wawllahu a'lam bi al shawab.

    BalasHapus