Selasa, 29 November 2011

Ilmu-ilmu agama Islam: 5 Bola Kehidupan

Ilmu-ilmu agama Islam: 5 Bola Kehidupan: Bayangkan hidup sebagai suatu permainan ketangkasan dimana kita harus memainkan keseimbangan 5 buah ...

5 Bola Kehidupan



Bayangkan hidup sebagai suatu permainan ketangkasan dimana kita harus memainkan keseimbangan 5 buah bola yang dilempar ke udara. Bola-bola tersebut bernama : Pekerjaan, Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit dan kita harus menjaga agar ke-5 bola ini seimbang di udara. Kita akan segera mengerti bahwa ternyata "Pekerjaan" hanyalah sebuah bola karet. Jika kita menjatuhkannya maka ia akan dapat memantul kembali. Tetapi empat bola lainnya yaitu Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit terbuat dari gelas. Dan jika kita menjatuhkan salah satunya maka ia akan dapat terluka, tertandai, tergores, rusak atau bahkan hancur berkeping-keping. Dan ingatlah mereka tidak akan pernah kembali seperti aslinya. Kita harus memahaminya benar dan berusaha keras untuk menyeimbangkannya
Bagaimana caranya?
1.      Jangan rusak nilai kita dengan membandingkannya dengan nilai orang lain. Perbedaan yang ada diciptakan untuk membuat masing-masing diri kita special.
2.    Jangan menganggap remeh sesuatu yang dekat di hati kita, melekatlah padanya seakan-akan ia adalah bagian yang membuat kita hidup, dimana tanpanya, hidup menjadi kurang berarti
3.    Jangan biarkan hidup kita terpuruk di 'masa lampau' atau dalam mimpi masa depan. Satu hari hidup pada suatu waktu berarti hidup untuk seluruh waktu hidupmu.
4.    Jangan menyerah ketika masih ada sesuatu yang dapat kita berikan. Tidak ada yang benar-benar kalah sampai kita berhenti berusaha.
5.     Janganlah takut mengakui bahwa diri kita tidaklah sempurna. Ketidaksempurnaan inilah yang merupakan sulaman benang rapuh untuk mengikat kita satu sama lain.
6.    Jangan takut menghadapi resiko. Anggaplah resiko sebagai kesempatan kita untuk belajar bagaimana menjadi berani.
7.     Jangan berusaha untuk mengunci cinta dalam hidupmu dengan berkata "tidak mungkin saya temukan". Cara tercepat untuk mendapatkan cinta adalah dengan memberinya, cara tercepat untuk kehilangan cinta adalah dengan menggenggamnya sekencang mungkin, dan cara terbaik untuk menjaga agar cinta tetap tumbuh adalah dengan memberinya 'sayap'.
8.    Jangan lupa bahwa kebutuhan emosi terbesar dari seseorang adalah kebutuhan untuk merasa dihargai.
9.    Jangan takut untuk belajar sesuatu. Ilmu pengetahuan adalah harta karun yang selalu dapat kita bawa kemanapun tanpa membebani.
Dan akhirnya :
MASA LALU adalah SEJARAH , MASA DEPAN merupakan MISTERI dan SAAT INI adalah KARUNIA. Itulah kenapa dalam bahasa Inggris SAAT INI disebut "The Present".

Senin, 28 November 2011

Ilmu-ilmu agama Islam: 99 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman

Ilmu-ilmu agama Islam: 99 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman: > 1. Bersyukur apabila mendapat nikmat; > 2. Sabar apabila mendapat kesulitan; > 3. Tawakal apabila...

99 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman


> 1. Bersyukur apabila mendapat nikmat;
> 2. Sabar apabila mendapat kesulitan;
> 3. Tawakal apabila mempunyai
> rencana/program;
> 4. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
> 5. Jangan membiarkan hati larut dalam
> kesedihan;
> 6. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
> 7. Jangan putus asa dalam menghadapi
> kesulitan;
> 8. Jangan usil dengan kekayaan orang;
> 9. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan
> orang;
> 10. Jangan sombong kalau memperoleh
> kesuksessan;
> 11. Jangan tamak kepada harta;
> 12. Jangan terlalu ambitious akan sesuatu
> kedudukan;
> 13. Jangan hancur karena kezaliman;
> 14. Jangan goyah karena fitnah;
> 15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang
> melebihi kemampuan diri.
> 16. Jangan campuri harta dengan harta yang
> haram;
> 17. Jangan sakiti ayah dan ibu;
> 18. Jangan usir orang yang meminta-minta;
> 19. Jangan sakiti anak yatim;
> 20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;
> 21. Jangan membiasakan diri melakukan
> dosa-dosa kecil;
> 22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);
> 23. Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu;
> 24. Lakukan shalat fardhu di awal waktu,
> berjamaah di masjid;
> 25. Biasakan shalat malam;
> 26. Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah;
> 27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;
> 28. Sayangi dan santuni fakir miskin;
> 29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada
> Allah;
> 30. Jangan marah berlebih-lebihan;
> 31. Cintailah seseorang dengan tidak
> berlebih-lebihan;
> 32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah
> karena Allah;
> 33. Berlatihlah konsentrasi pikiran;
> 34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan
> mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak
> dapat dipenuhi;
> 35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan
> iblis/syaitan;
> 36. Jangan percaya ramalan manusia;
> 37. Jangan terlampau takut miskin;
> 38. Hormatilah setiap orang;
> 39. Jangan terlampau takut kepada manusia;
> 40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;
> 41. Berlakulah adil dalam segala urusan;
> 42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;
> 43. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
> 44. Perbanyak silaturrahim;
> 45. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
> 46. Bicaralah secukupnya;
> 47. Beristeri/bersuami kalau sudah siap
> segala-galanya;
> 48. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan
> waktu;
> 49. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
> 50. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin;
> 51. Sediakan waktu untuk santai dengan
> keluarga;
> 52. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan
> tidak berlebihan;
> 53. Hormatilah kepada guru dan ulama;
> 54. Sering-sering bershalawat kepada nabi;
> 55. Cintai keluarga Nabi saw;
> 56. Jangan terlalu banyak hutang;
> 57. Jangan terlampau mudah berjanji;
> 58. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar
> bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;
> 59. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang
> tidak bermanfaat seperti mengobrol yang tidak
> berguna;
> 60. Bergaul lah dengan orang-orang soleh;
> 61. Sering bangun di penghujung malam, berdoa
> dan beristighfar;
> 62. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah
> mampu;
> 63. Maafkan orang lain yang berbuat salah
> kepada kita;
> 64. Jangan dendam dan jangan ada keinginan
> membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;
> 65. Jangan membenci seseorang karena pahaman
> dan pendiriannya;
> 66. Jangan benci kepada orang yang membenci
> kita;
> 67. Berlatih untuk berterus terang dalam
> menentukan sesuatu pilihan
> 68. Ringankan beban orang lain dan tolonglah
> mereka yang mendapatkan kesulitan.
> 69. Jangan melukai hati orang lain;
> 70. Jangan membiasakan berkata dusta;
> 71. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri
> akan mendapatkan kerugian;
> 72. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;
>
> 73. Laksanakan segala tugas dengan penuh
> keikhlasan dan kesungguhan;
> 74. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
>
> 75. Jangan membuka aib orang lain;
> 76. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada
> kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari
> kita;
> 77. Ambilah pelajaran dari pengalaman
> orang-orang arif dan bijaksana;
> 78. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang
> sudah dilakukan;
> 79. Jangan sedih karena miskin dan jangan
> sombong karena kaya;
> 80. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk
> agama,bangsa dan negara;
> 81. Kenali kekurangan diri dan kenali pula
> kelebihan orang lain;
> 82. Jangan membuat orang lain menderita dan
> sengsara;
> 83. Berkatalah yang baik-baik atau tidak
> berkata apa-apa;
> 84. Hargai prestasi dan pemberian orang;
> 85. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan
> dan kesenangan;
> 86. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang
> bersangkutan tidak menyenangkan.
> 87. Sediakan waktu untuk berolahraga yang
> sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri
> kita;
> 88. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan
> fisikal atau mental kita menjadi terganggu;
> 89. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan
> bijaksana;
> 90. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan
> orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa
> kita;
> 91. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan
> orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang
> dapat menyebabkan orang lain terhina;
> 92. Jangan cepat percaya kepada berita jelek
> yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan
> kebenarannya;
> 93. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan
> kewajiban;
> 94. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan
> penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;
> 95. Jangan memforsir diri untuk melakukan
> sesuatu yang diluar kemampuan diri;
> 96. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan,
> godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan
> kehidupan;
> 97. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan
> melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan
> melahirkan merusakan;
> 98. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan
> 99. jangan kaya dengan memiskinkan orang

Kamis, 24 November 2011

Ilmu-ilmu agama Islam: Dahsyatnya Shalat

Ilmu-ilmu agama Islam: Dahsyatnya Shalat: Salat adalah amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya su...

Dahsyatnya Shalat


Salat adalah amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur(gerakankhas tubuh) seorang muslim. Namun, pernahkah terpikirkan manfaat masing-masing gerakan? Sudut pandang ilmiah menjadikan salat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit! Saat seorang hamba telah cukup syarat untuk mendirikan salat,sejak itulah ia mulai menelisik makna dan manfaatnya. Sebab salat diturunkan untuk menyempurnakan fasilitasNya bagi kehidupan manusia. Setelah sekian tahun menjalankan salat, sampai di mana pemahaman kita mengenainya?

TAKBIRATUL IHRAM
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke s! eluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan,otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar.Kemudian  kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

RUKUK
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.

I'TIDAL
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
Manfaat: I'tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan
pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami ! pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.

SUJUD
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma'ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

DUDUK
Postur: Duduk ada dua macam! , yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk  tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

SALAM
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala d! an
menjaga kekencangan kulit wajah.

BERIBADAH secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantikdiri wanita luar dalam.

PACU KECERDASAN
Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah?rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa? Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud,
posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan. Risetnya telah mendapat pengakua! n dari Harvard Universitry, AS.  Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.

PERINDAH POSTUR
Gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching). Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan salat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan. Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.

MUDAHKAN PERSALINAN
Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan  pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan ! lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ?organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

PERBAIKI KESUBURAN
Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam salat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih. Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi! ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang  memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.

AWET MUDA
Pada dasarnya, seluruh gerakan salat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel?sel yang rusak dapat segera tergantikan.  Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar. Gerakan terakhir, yaitu salam dan menengok ke kiri dan kanan punya pengaruh besar pada ke­kencangan. kulit wajah. Gerakan ini tak ubahnya relaksasi wajah dan leher. Yang tak kalah pentingnya, gerakan ini menghindarkan  wanita dari serangan migrain dan sakit kepala lainnya.

Selasa, 22 November 2011

Ilmu-ilmu agama Islam: Ridho dan sabar

Ilmu-ilmu agama Islam: Ridho dan sabar: - Di ambil dari bahasa Arab, artinya menahan, mencegah, dari segi istilah ,menahan diri dari sesuaatu yang tidak di ridhoi Allah SWT. - Adap...

Ridho dan sabar

- Di ambil dari bahasa Arab, artinya menahan, mencegah, dari segi istilah ,menahan diri dari sesuaatu yang tidak di ridhoi Allah SWT.
- Adapun ridho dan sabar terhadap takdir yang allah berikan kepada kita, terkadang ada yang kita menyukainya dan terkadang ada yang tidak kita sukai.
Contoh: *Apakah yang namanya sakit kita menyukainya..? kita pasti ingin sehat. Apakah yang namaya kefakiran kita menyukainya.? Kita ingin berkelebihan kaya. Apakah kita ingin kobodohan..?sudah pasti tidak, kita pasti menginginkan pintar(alim).
*Nabi Ibrahim AS, Allah SWT memerintahkan kepadanya untuk menyembelih anaknya, seorang anak yang sangat ia nanti-nantikan , lalu Allah memerintahkan kepadanya untuk menyembelihnya.
Dalam al-Qur’an sangat banyak contoh dan aspek-aspek kesabaran, namun dapat di rangkum menjadi dua, yaitu: menahan diri dari sesuatu yang tidak kita sukai padahal Allah menyukainya dan menanggung hal-hal yang kita sukai padahal Allah menyukainya.
Adapun macam-macam kesabaran yaitu:
1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah SWT.
Kunci kesabaran yaitu, memurnikan niat atau ikhlas.
Firman Allah ,QS.al-Bayyinah.5:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
(dan tidaklah mereka di perintahkan kecuali supaya menyembah Allah, dengan memurnikan ketaatan kepada Allah)
2. Sabar terhadap petaka dunia atau musibah
Firman Allah,QS.al-Baqoroh 156:
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
(adapaun orang-orang yang apabila di timpa musibah, mereka mengatakan إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Dan juga dalam surat al-Baqoroh:155.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
(dan sungguh, kami akan berikan cobaan kepadamu berupa ketakutan,kelaparan,kekurangan harta, jiwa,dan buah-buahan, dan berikanlah kabar gembira terhadap orang-orang yang sabar)

Adapun hikmah yang akan di dapatkan oleh orang-orang yang sabar adalah:
- Mendidik kaum yang beriman, dan menjernihkan hati mereka. Firman Allah SWT:
ثُمَّ أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ بَعْدِ الْغَمِّ أَمَنَةً
(kemudian setelah kamu berduka cita, kami turunkan kepadamu keamanan)
- Meningkatkan derajad orang-orang yang beriman di sisi allah, melipat gandakan pahala mereka, paling tidak dapat menghapus dosa-dosa mereka.


Ilmu-ilmu agama Islam: makalah metode takhrij

Ilmu-ilmu agama Islam: makalah metode takhrij: PEMBAHASAN METODE TAKHRIJ 1. Al-Takhrij ‘an thariiqi ma’rifati kalimatin yaqillu dauranuha ‘ala al-alsinati min aiyu juz’in min matni a...

Ilmu-ilmu agama Islam: makalah makna kata shalihin dalam al-Qur'an

Ilmu-ilmu agama Islam: makalah makna kata shalihin dalam al-Qur'an: BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Orang yang sholeh dalam al-qur`an sanagt banyak sekali Allah sebutkan ,baik umat yang terdahulu ...

Senin, 21 November 2011

makalah makna kata shalihin dalam al-Qur'an


BAB I
Pendahuluan


1.1. Latar Belakang
Orang yang sholeh dalam al-qur`an sanagt banyak sekali Allah sebutkan ,baik umat yang terdahulu ataupun para nabi , dengan tujuan menjadi pelajaran bagi umat islam dan menjadi temeng untuk menegakkan agama Allah di permukaan bumi ini ,yaitu agama islam .
1.2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana cara orang yang sholeh menjalankan syariat islam .

2) Bagaimana cara umat islam menjadikan orang yang sholeh sebagai panutan

menjalankan seluruh ajaran islam































BAB II
PEMBAHASAN

Makna Kata-kata Shalihin dalam Al-Quran

A. Pengertian Shalihin

Kata الصَّالِحِينَ adalah bentuk jamak dari kata Assha_lih, yaitu siapa / sesuatu yang memenuhi nilai-nilai, tanpa kekurangan, sungguhnya wujudnya melahirkan manfaat dan kebaikan sempurna sebagaimana dikehendaki Allah swt. Seorang yang saleh adalah siapa yang potensi positifnya menjadikan ia mampu melaksanakan tugas kekhalifahan dengan benar, sehingga melahirkan manfaat dan kebajikan buat diri dan lingkungan. Kebenaran itu lahir dari keyakinan yang benar – sebagaimana yang dijelaskan oleh para rasul tentang Allah, alam, dan lingkungannya. Karena itu, seorang yang shaleh, pastilah melahirkan amal-amal positif yang sesuai dengan tuntunan Allah SWT.
Kesalehan bertingkat-tingkat, puncaknya bagi manusia adalah anugerah kenabian dan kerasulan. Permohonan nabi Ibrahim AS. Ini antara lain agar Allah memasukkan beliau dalam kelompok nabi dan rasul sebelum beliau yaitu nabi Nuh, Hud, dan Shaleh AS.

                    
Artinya : Dan kami anugrahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Ya'qub, dan kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya, dan kami berikan kepadanya balasannya di dunia*; dan Sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.

Di dalam tafsir Al-Misbah jilid 6 di jelaskan , bahwa As-sholihin maknanya berdasarkan firman allah SWT dalam surat Hud ayat 117 :

ومَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ
Artinya : Dan tuhanmu tidak akan membinasakan negeri – negeri secara zalim, selama penduduk nya orang - orang yang berbuat kebaikan . (surat Hut 117)

Dan juga di dalam tafsir As-Sa`di di jelaskan ,yaitu dalam surat Ali-Imran ayat 39 :

فَنَادَتْهُ الْمَلَائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَى مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِنَ اللَّهِ
وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ

Artinya: kemudian para malaikat memanggilnya, ketika dia berdiri melaksanakan shalat di mihrab .’’allah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) yahya.yang membenarkan sebuah kalimat[firman] dari allah,panutan ,berkemampuan menahan diri [dari hawa nafsu] dan seorang nabi di antara orang-orang saleh. (QS.Ali –imran :39 )


Dan juga firman Allah SWT yang berkenaan dengan orang sholeh dalam surat A-baqoroh ayat 130 :

                     
Artinya : Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh kami Telah memilihnya* di dunia dan Sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.

* di antaranya menjadi; Imam, rasul, banyak keturunannya yang menjadi nabi, diberi gelar khalifatullah.

Abu Ja`faar mengatakan: Allah swt berfirman dalam surat Al-baqoroh ayat 130
    
Artinya ‘Dan sesungguhnya Ibrahim termasuk orang-orang yang shaleh kelak di akhirat !
Orang shaleh dari anak cucu Adam adalah orang yang menjalankan hak-hak Allah. Allah juga telah memberitahukan tentang Ibrahim, kekasihnya, bahwa di dunia ia menjadi orang pilihan dan di akhirat menjadi pemimpin, termasuk dari wali Allah yang mematuhi segala janji-Nya.

               
Artinya : Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia kesuatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik.

Menjadi orang baik-baik yaitu, mereka setelah membunuh Yusuf a.s. bertaubat kepada Allah serta mengerjakan amal-amal saleh. Sesudah melakukannya, bertaubatlah, “Dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang shaleh”, yakni taat melakukan kebaikan.







            •                 
Artinya : Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin*, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.
* ialah: orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran rasul, dan inilah orang-orang yang dianugerahi nikmat sebagaimana yang tercantum dalam surat al-baqoroh ayat 130.
Maksudya, setiap orang yang menaati Allah dan Rasulnya sesuai dengan kondisinya dan kadar kewajiban atasnya baik laki-laki atau perempuan, anak kecil atau orang dewasa,” mereka itu akan bersama-sama engan orang –orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah” yaitu kenikmatan agung yang menuntut kesempurnaan, kemenangan dan kebahagiaan, “yaitu :Nabi-nabi” orang-orang yang dimuliakan oleh Allah dengan wahyunya dan mengkhususkan mereka dalam kemuliaan itu dengan cara mengutus mereka kepada mahluknya dan menyeru mereka kapada Allah, “para shiddiqin” mereka itu adalah orang-orang yang kepercayaan mereka sempurna terhadap apa yang dibawa oleh para Rasul, mereka mengetahui kebenaran dan mempercayainya dengan keyakinan diri mereka serta merealisasikannya dengan perkataan, perbuatan, keadaan dan bedakwah kepada Allah, “ dan orang-orang yang mati shahid” yaitu orang-orang yang berperang di jalan Allah demi meninggikan agama Allah lalu mereka terbunuh,” dan orang-orang shaleh” yaitu oaring-orang yang baik lahir dan batin mereka, lalu baik pula perbuatan mereka, maka setiap orang yang mentaati Allah swt niscaya akan bersama orang-orang tersebut dan menjadi teman mereka,” dan mereka itulah teman yang sebaik-bainya” yakni dengan berkumpul bersama mereka dalam surga yang penuh dengan kenikmatan, kesenangan dekat dengan mereka pada sisi Rabb semesta alam.

70. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup Mengetahuinya.

 وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ وَلَقَدِ اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ
Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh kami Telah memilihnya*di dunia dan Sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.

*di antaranya menjadi; Imam, rasul, banyak keturunannya yang menjadi nabi, diberi gelar khalifatullah.
Tidak ada yang benci, “kepada agama Ibrahim” setelah Dia mengetahui keutamaannya, “melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri” maksudnya membodohi dan menghinakannya, ridha dengan kehinaannya dan menjualnya dengan transaksi yang merugikan, sebagaimana tidak lebih lurus dan lebih sempurna dari orang yang menyukai agama Ibrahim, kemudian Allah mengabarkan tentang kondisinya di dunia maupun di akhirat seraya berfirman, “dan sungguh kami telah memilihnya di dunia” maksudnya kami


mengutamakannya dan membimbingnya kepada amalan-amalan yang membuatnya termasuk orang-orang yang terpilih dan istimewa, “dan sesungguhnya di akhirat Dia benar-benar termasuk orang-orang yang shaleh” orang-orang yang memiliki derajat yang tinggi.



B. Orang-Orang Shaleh Dalam Al-Qur’an

Allah SWT sangat banyak sekali menyebutkan tentang orang-orang yang sholeh dalam Al-Qur`anul karim . diantaranya dalam surat Al-mukminun ayat 1-9 :

                   •               •                       

1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
4. Dan orang-orang yang menunaikan zakat,
5. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
6. Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki*; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal Ini tiada terceIa.

*Maksudnya: budak-budak belian yang didapat dalam peperangan dengan orang kafir, bukan budak belian yang didapat di luar peperangan. dalam peperangan dengan orang-orang kafir itu, wanita-wanita yang ditawan Biasanya dibagi-bagikan kepada kaum muslimin yang ikut dalam peperangan itu, dan kebiasan Ini bukanlah suatu yang diwajibkan. imam boleh melarang kebiasaan ini. Maksudnya: budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan bersama-samanya.

7. Barangsiapa mencari yang di balik itu* Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas.

*Maksudnya: zina, homoseksual, dan sebagainya.

8. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
9. Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.




            •        
Artinya : Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin*, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.
*ialah: orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran rasul, dan inilah orang-orang yang dianugerahi nikmat sebagaimana yang tersebut dalam surat Al Faatihah ayat 7.
                 
Artinya : Mengapa kami tidak akan beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada kami, padahal kami sangat ingin agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang saleh ?".

[*menjadi orang baik-baik yaitu, mereka setelah membunuh Yusuf a.s. bertaubat kepada Allah serta mengerjakan amal-amal saleh.
                        
Artinya : Ya Tuhanku, Sesungguhnya Engkau Telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan Telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah Aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah Aku dengan orang-orang yang saleh.
.
*yaitu dengan memberikan anak cucu yang baik, kenabian yang terus menerus pada keturunannya, dan puji-pujian yang baik.
      
Artinya : Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.

     
Artinya : Dan kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.

   •           •        
Artinya : Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang Telah kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, Mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan Aku dapat bersedekah dan Aku termasuk orang-orang yang saleh?"

      
 Lalu tuhannya memilih dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh.


C. Bentuk-bentuk Sighat Kata As-shalihin Dalam Al-Qur’an.
Di dalam Al-Qur’an kata Ash-Shalihin mempunyai banyak bentuk shigat, diantaranya kata shalih dipakai dalam bentuk sighat fi’il madhi mufrod terulang sebanyak 9 kali, dan dalam bntuk jamak terulang sebanyak 6 kali. Kemudian dalam bentuk sighat fi’il mudhari’ mufrad terulang sebanyak 4 kali, dan dalam bentuk jamak terulang 4 kali. Kemudian sighat fi’il amar terulang sebanyak 5 kali. Al-Qur’an juga memakai kata shalih dalam bentuk masdar terulang sebanyak 4 kali, kemudian kata shalih terkadang dalam bentuk isim fa’il mufrod terulang sebanyak 31 kali dalam surat yang berbeda, dan juga dalam bentuk masdar dari fi’il ashlaha terulang sebanyak 4 kali, kemudian dalam bentuk isim fa’il dari Ashlaha mufrad terulang sebanyak 3kali, dan dalam bentuk jamak terulang sebanyak 5 kali.

Berikut adalah tabel nama surat dan jumlah ayat yang mengandung kata Ashalih :
1. Sighat fi’il madhi mufrad

No. Nama Surat Ayat Jumlah kata
1 Al-Ra’du 22 1
2 Al-baqarah 182 1
3 Al-Maidah 39 1
4 Al-An’am 45/48 2
5 Al-A’raf 35 1
6 Al-Syura 40 1
7 Muhammad 2 1
8 Al-Nisa’ 16 1
jumlah 9

2. Fi’il madhi Jama’

no surat Ayat jumlah
1 Al-baqarah 146 1
2 An-Nisa 146 1
3 Al-Imran 89 1
4 An-Nhal 119 1
5 An-Nur 5 1
6 Al-Anbiyah 90 1


3. Fi’il mudhori’ mufrad
1 Yunus 81 1
2 Muhammad 5 1
3 Al-Ahzab 71 1
4 An-Nisa 128 1

4. Fi’il mudhori’ bentuk jamak
1 As-Syu’arah 152 1
2 Al-Naml 48 1
3 An-Nisa 129 1
4 Al-Baqarah 224 1

5. Fi’il Amar
1 Al-A’raf 142 1
2 Al-Ahqaf 15 1
3 Al-Anfal 1 1
4 Al-Hujarat 9/10 2

6. Bentuk Masdar

1 An-Nisa 128 1
2 At-Tahrim 4 1
3 At-Taubah 120 1
4 Al-Hud 46 1

7. Isim Fa’il bentuk mufrad
1 Al-Baqarah 62 1
2 Al-Maidah 69 1
3 Al-A’raf 186/190 2
4 At-Taubah 102 1
5 An-Nahl 97 1
6 Al-Mukmin 40 1
7 Al-Kahf 82, 88, 110 3
8 Maryam 60 1

8. Mashdar dari fi’il ashlaha
1 Al-Baqarah 220 1
2 An-Nisa 114 1
3 Al-Baqarah 228 1
4 An-Nisa 35 1








BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas ,saya dapat mengambil banyak hikmah mengenai sholihin atau sholeh Diantara hikmah-hikmah yang dapat saya simpulkan di sini adalah:
1. Didalam tafsir Al-Mishbah terdapat pula makna shalihin atau sholeh.
2. Tafsir Al-sa’di
Dan juga dari uraian di atas kita mendapatkan pelajaran yang sangat berharga,yang bisa kita ambil ibrohnya .di antaranya , sebagai umat islam tentu saja kita harus mencontoh orang-orang yang sholeh tersebut ,baik para nabi yang Allah sebutkan ataupun orang-orang yang sholeh pada zaman dahulu .

B. Kritik Dan Saran
Meskipun saya sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan makalah ini, tetapi saya yakin masih banyak kesalahan dan kekurangannya. Karnanya kritik, dan saran sangat kami nantikan untuk perbaikan selanjutnya ,Akhir kalam ,saya mengucapkan jutaan terima kasih diatas tunjuk agar bapak dosen di dalam mendidik kami. sekian, terima kasih semoga ilmu - ilmu yang saya pelajari member manfaat. Amin.































Daftar Pustaka

Syeikh Abdurrahman bin Nasir As-Sa’adi, Tafsir As Sa’adi, Jakarta : Pustaka Sahifa, 2007

Abu Jakfar Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, Jakarta : Pustaka Azzam, 2007

M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah jilid 6, Jakarta : Lentera Hati, 2002

M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah jilid 10, Jakarta : Lentera Hati, 2002

makalah metode takhrij



PEMBAHASAN
METODE TAKHRIJ
1. Al-Takhrij ‘an thariiqi ma’rifati kalimatin yaqillu dauranuha ‘ala al-alsinati min aiyu juz’in min matni al-hadits (metode takhrij yang didasarkan pada lafal-lafal tertentu dalam matan hadits, terutama lafal-lafal yang gharib atau lafal-lafal yang asing untuk mempercepat proses takhrij).
Salah satu kitab yang paling terkenal untuk membantu dalam proses takhrij dengan menggunakan metode ini adalah kitab al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fadh al-Hadits an-Nabawi karya A. J. Wensinck seorang guru besar bahasa arab dari Universitas Leiden Belanda (w. 1939 M). kitab al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fadh al-Hadits an-Nabawi ini merujuk pada Sembilan kitab induk hadits yaitu : Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Turmudzi, sunan Abu Daud, Sunan Nasa’i, Sunan Ibnu Majah, Sunan Darimy, Muwaththa’ Imam Malik dan Musnad Imam Ahmad .
Khusus untuk metode ini penulis akan mencoba menjelaskan bagaimana langkah-langkah proses menggunakan kitab takhrij karya A.J Wensinck ini. penulis hanya mampu menjelaskan proses takhrij secara detail khusus untuk metode ini, karena keterbatasan waktu dan tempat dalam makalah ini. Sebelum melakukan penelusuran hadits dengan metode ini kita harus mengetahui cara kerja dan system penyusunan kitab ini, berikut ini adalah keterangan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fazaazh al-Hadits an-Nabawi :
Kitab al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fazaazh al-Hadits an-Nabawi dalam penyusunannya menempatkan kata-kata kerja yang dimulai dengan huruf alif kenudian kata-kata kerja yang dimulai dengan huruf baa’, taa’ dan seterusnya menurut urutan huruf-huruf hijaiyah. Setiap huruf juga tersusun menurut huruf-huruf hijaiyah tersebut, seperti alif lalu baa’, taa’ alif lalu tsaa’ dan seterusnya. Susunan perubahan kata-kata yang dicantumkan setiap fi’il mujarradnya adalah sebagai berikut :
1. Fi’il Madhi (kata kerja untuk masa lalu)
2. Fi’il Mudhari’ (kata kerja untuk masa sekarang)
3. Fi’il Amr (kata kerja perintah)
4. Isim Fi’il (kata subyek)
5. Isim Maf’ul (kata obyek)
Kata kerja transitif didahulukan oleh penyusun kitab ini dari pada kata kerja intranssitif, begitu pula dengan kata dasar lebih didahulukan daripada kata yang mengalami penambahan, kata-kata yang marfu’ (berkedudukan / berbasis dhammah) didahulukan daripada majrur (yang berbaris / berkedudukan kasrah) dan atas mansub (berbaris / berkedudukan fathah). Kata mufrad (tunggal) didahulukan daripada mutsanna (mengandung pengertian dua) dan kemudian jama’ (mengandung pengertian banyak).
Setiap kalimat dalam tiap-tiap bentuk di atas, penyusun kitab ini mencantumkan hadits-hadits yang salah satu kat-katanya merupakan kata-kata di atas sperti kata اَمَرَ kata ini diletakkan posisinya setelah اَمَدَ dibawahnya dicantumkan kata-kata perubahannya secara berurutan, yaitu fi’il madhi, mudhari’ amr, isim fa’il dan isim maf’ul. Kemudian diletakkan kata kerjanya yang ditambah dengan tasydid pada huruf kedua اَمَرَ kata ini diletakkan posisinya setelah اَمَدَ
Dibawahnya dicantumkan kata-kata perubahan secara beruntun, yaitu fi’il madhi, mudhari’. Amr, isim fa’il dan isim maf’ul. Kemudian diletakkan kata kerjanya yang ditambah dengan tasydid pada huruf kedua اَمَّرَ
Kemudian اَمَر menurut wazn اَفَعَلَ kemudian تَأمَّرَ
Kemudian اِئْتَمَرَ kemudian اِسْتَأْمَرَ kemudian اَمِرَ
اَمِيْر kemudian اِمْرَة kemudian اَمَارَة
اِمَارَة dan آمَرُ
Disamping setiap hadits-hadits dicantumkan nama-nama ulama yang diriwayatkannya dalam kitab-kitab hadits mereka yang dimulai dengan nama perawi yang dikutip matan haditsnya dalam kitab Mu’jam al-Mufahras ini. disamping itu para penyusunnya juga mencantumkan nama kitab dan babnya, atau nama kitab dan nomor urut haditsnya, atau juz kitab dan halamannya. Untuk mengefisiensi penyusunan, penyusun kitab ini menggunakan kode-kode tertentu untuk setiap kitab-kitab haditsnya. Penjelasan kode-kode tersebut dicantumkan pada kitab tersebut. Demikian juga dalam penulisan tema hadits yang terdapat dalam kitab-kitab aslinya.
Seperti صَلاَةُ الْمُسَافِرِيْنَ وَقَصْدُهَا yang terdapat dalam Shahih Muslim ditulisnya dengan مُسَافِرِيْنَ dan وَقُوْتُ الصَّلاَةِ yang terdapat dalam Muwaththa’ ditulisnya dengan اَلصَّلاَةُ
Berikut ini penulis akan mencoba menjelaskan tahap-tahap dalam mentakhrij sebuah hadits dengan menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li al-Faazhi al-Hadits al-Nabawi, yang penulis kutip dari terjemahan kitab Thuruq Takhrij Hadits Rasulillah SAW, karya Abu Muhammad Abdul Mahdi bin Abdul Qadir bin Abdul Hadi (1994: 65-66) :
1. Langkah pertama adalah menentukan sebuah hadits yang akan ditakhrij.
2. Selanjutnya menentukan kata kuncinya yang diambil dari salah satu kata dari matan hadits, artinya kata kunci tersebut adalah sebagai alat untuk mencari hadits. Setelah itu kembalikan kata tersebut ke dalam bentuk kata dasarnya, akan lebih baik jika kata yang akan dipergunakan adalah kata yang jarang dipakai. Semakin bertambah asing kata tersebut akan semakin bertambah mudah proses penelusuran hadits.
3. Setelah mengembalikan kata tersebut ke dalam bentuk dasarnya, selanjutnya kita mencarinya dalam kitab al-Mu’jam menurut urutannya dalam huruf hijaiyah. Langkah selanjutnya mencari bentuk kata sebagaimana yang terdapat dalam kata kunci tersebut untuk kita temukan hadits yang dimaksud. Kode-kode kitab terdapatnya hadits tersebut tercantum disamping setiap haditsnya. Demikian pula dhalnya dengan tempat hadits tersebut dalam kitabnya. Kode-kode tersebut bukan hanya sekedar memperkenalkan kitab sumber hadits, tetapi bermaksud menganjurkan kita untuk menilai setiap haditsnya. Berikut ini akan dicontohkan dalam sebuah hadits :
لاَيُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
1. Sebagai kata kuncinya kita pakai kata يُحِبُّ Kata tersebut kita kembalikan dalam bentuk dasarnya (fi’il madhi) yaitu حَبَّ,حَبَّ kita temukan dalam kitab ini , sesuai dengan urutan huruf-hurufnya, terdapat pada jilid pertama halaman 405 dalam bentuk اَحَبَّ adapun hadits yang dimaksud setelah kita telusuri setiap kat-kata yang merupakan perubahan dari اَحَبَّ terdapat pada halaman 407, bunyi takhrijnya sebagai berikut :
…حتى يحب لأخيه او قال لجاره ما يحب لنفسه م ايمان 71, 72 خ ايمان 7 – ت قيامة 59 ن ايمان 19 (..) 330-جه مقدمه 9, جنائزا دى استئذان 5, وقاق 29-حم ا,79
3, 176,206, 251, 272, 278, 289
Penjelasannya :
1. Imam Muslim meriwayatkan hadits ini dalam Shahihnya dan ditempatkan pada tema “al-iman” dengan nomor hadits 71 dan 72.
2. Imam Bukhari meriwayatkan hadits ini dalam Shahihnya dan ditempatkan pada tema “al-iman” dengan nomor bab 7.
3. Imam Turmuzi meriwayatkan dalam Sunannya dan ditempatkan dalam tema “al-qiyamah” dengan nomor bab 59.
4. Imam Nasa’i meriwayatkannya dalam Sunannya dan ditempatkan dalam tema “al-iman” dengan nomor bab 19 dan 33. Hadits yang terdapat pada bab 19 mengalami pengulangan lafalnya.
5. Imam Ibnu Majah meriwayatkannya dalam Sunannya dan ditempatkan dalam mukaddimah dengan nomor bab 9 dan pada tema “al-jana’iz” dengan nomor bab I.
6. Imam al-Darimy meriwayatkannya dalam Sunannya dan ditempatkan pada tema “al-isti’dzan” dengan nomor bab 5 dan pada tema “ar-riqaq” dengan nomor bab 29.
7. Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkannya dalam Musnadnya dan ditempatkannya pada jilid I halaman 79, jilid 3 halaman 176, 206, 251, 272, 278, dan 289.
Langkah selanjutnya untuk mencapai kesempurnaan takhrij dengan membuka hadits tersebut pada masing-masing kitab induk yang telah disebutkan di atas.
2. Al-Takhrij ‘an thariiqi al-nazari fi haali al-hadits matnan wa sanadan (metode takhrij dengan cara melihat sifat hadits baik matan maupun sanadnya)

Telah banyak di sebutkan sebagaimana pembahasan sebelumnya, yaitu tentang metode takhrij. Seseorang dapat memilih metode mana yang tepat untuk ditentukannya sesuai dengan kondisi orang tersebut. Jika suatu hadits telah diketahui sifatnya, misalnya Mawdhu’, Shahih, Qudsi, Mursal, Masyhur, Mutawatir, dan lain-lain.
1. Jenis kitab yang didasarkan pada matan atau kitab al-Maudhu’at seperti :
1. Al-Maudhu’ah al-Shugra karya Syekh Ali al-Qari al-Harawi (1014 H).
2. Tanzih al-Syari’ah ‘an al-Ahadits al-Syanii’ah al-Maudhu’ah karya Abu Hasan Ali bin ‘Iraq al-Kinani (963 H).
2. Jenis kitab al-Qudshiyat, seperti :
1. Misykat al-Anwar fi ma ruwiya ‘an Subhanahu wa ta’ala min al-Akhbar karya Muhyiddin Muhammad Ibnu Ali bin Arabi al-Hatimi al-Andalusi (638 H).
2. Al-Ithaf al-Saniyyah bi al-Ahadits al-Qudsiyyah karya Seykh Abdurra’uf al-Manawi (1031).
3. Jenis kitab yang didasarkan pada sanad hadits
1. Kitab Rawayah al-Abaa’ ‘an al-Anbiya’karya Abu Bakr Ahmad Bin Ali al-Khatib al-Baghdadi (463 H).
2. Kitab al-Manah al-Salsalah fi al-Ahadits al-Musalsalah Karya Muhammad bin Abd al-Baqi al-Ayyubi (1364 H).










PENUTUP
Kesimpulan

Pada bab takhrij ini baru metode-metodenya saja dalam penelusuran hadits dari buku-buku induk hadits adalah merupakan langkah awal dalam takhrij. Langkah berikutnya akan mentakhrij dari segi sanad dan matan yaitu menjelaskan kualitas matan dan sanad suatu hadits dengan memeberikan kritik baik internal (matan) dan eksternal (sanad). Bagi para peneliti hendaknya melanjutkan kegiatan takhrijnya sampai menemukan informasi yang ingin dicapai.
































DAFTAR PUSTAKA

 Majid Khon MA.g, Dr. Abdul. Ulumul Hadits. Jakarta, Desember 2007.

 M. Syuhudi Ismail, 1992, Cara Praktis Mencari Hadits, Jakarta: Bulan Bintang.

 Abu Muhammad Abdul Mahdi bin Abdul Qadir bin Abdul Hadi, 1994, Thuruq Takhrij Hadits Rasulillah SAW, Semarang: Terjemahan, Dina Utama Semarang